Kamis, 24 Januari 2013
Makanan yang dapat membuang nikotin dari tubuh
Makanan yang dapat membuang nikotin dari tubuh
Jakarta
(ANTARA News) - Meskipun seorang perokok sudah memutuskan untuk berhenti
merokok, efek nikotin yang terdapat di dalam tubuhnya tidak akan hilang hingga
bertahun-tahun.
Racun nikotin secara perlahan dapat dibuang dari tubuh melalui pola makan dan gaya hidup sehat.
Dengan mengkonsumsi rokok, seorang perokok mengalami penurunan kadar vitamin C, E dan A dari tubuhnya.
Racun nikotin secara perlahan dapat dibuang dari tubuh melalui pola makan dan gaya hidup sehat.
Dengan mengkonsumsi rokok, seorang perokok mengalami penurunan kadar vitamin C, E dan A dari tubuhnya.
Tiga vitamin ini dapat membantu menjaga paru-paru dari kerusakan saat Anda memutuskan untuk berhenti merokok. Vitamin C, E, dan A juga dapat membantu tubuh untuk membuang nikotin dari dalam tubuh.
Wortel, sayuran berwarna hijau gelap, paprika, kembang kol, kacang almond, kacang pinus, bayam, zaitun, talas, jambu dan brokoli, adalah sederet bahan pangan yang kaya akan vitamin C, E, dan A.
Nikotin yang terkandung di dalam rokok, merupakan salah satu zat adiktif yang dapat memicu hipertensi dan kerusakan pada paru-paru.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/348361/makanan-yang-dapat-membuang-nikotin-dari-tubuh
Editor: AA Ariwibowo COPYRIGHT © 2012
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/348361/makanan-yang-dapat-membuang-nikotin-dari-tubuh
Editor: AA Ariwibowo COPYRIGHT © 2012
Wortel bisa jadi pengawet bakso
Yogyakarta
(ANTARA News) - Tiga mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memanfaatkan ekstrak wortel
(Daucus carota) sebagai alternatif bahan pengawet bakso yang alami.
"Wortel mengandung antioksidan yakni betakaroten yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme," kata salah seorang mahasiswa Ardi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia pengawetan dengan penambahan ekstrak wortel juga menambah kandungan gizi dalam makanan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
"Penelitian tentang pemanfaatan ekstrak wortel sebagai pengawet bakso alami kami lakukan dengan mengekstrak untuk mendapatkan senyawa betakaroten dari ekstrak wortel," katanya.
Ia mengatakan ekstrak itu diharapkan dapat menjadi antioksidan sehingga bakso bisa tahan lama. Senyawa betakaroten menjadi antioksidan pada bakso untuk mencegah dan menghambat ketengikan yang diakibatkan udara dan mikroorganisme.
"Tahapan pertama dalam penelitian itu adalah persiapan sampel yang akan digunakan. Ekstrak wortel dibuat dengan cara memblender wortel lalu diperas," katanya.
Menurut dia ekstrak selanjutnya digunakan untuk membuat bakso. Setelah bakso jadi kemudian diuji angka peroksida di laboratorium.
"Dari pengujian di laboratorium didapat waktu optimum pengawetan bakso adalah pada hari keempat," katanya.
Ia mengatakan bakso menjadi makanan favorit berbagai kalangan masyarakat, tetapi pengetahuan tentang bakso yang aman dan baik untuk dikonsumsi masih kurang.
Hal itu terbukti dengan masih banyak ditemukan bakso yang mengandung boraks dan formalin di pasaran dan tetap dikonsumsi. Padahal formalin dan boraks memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan.
"Formalin tidak layak digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan dan digolongkan sebagai senyawa berbahaya atau toksik," katanya.
Menurut dia bakso mengandung protein tinggi, dengan kadar air tinggi dan keasaman netral sehingga rentan terhadap kerusakan. Daya awet bakso maksimal satu hari pada suhu kamar.
"Hal itu yang menjadi alasan bagi penjual untuk mengambil jalan pintas mengawetkan bakso dengan menambahkan formalin. Formalin pada bakso dapat memperpanjang daya awet selama tiga hari, sedangkan untuk mi basah sampai lima hari," katanya.
Dua mahasiswa lain yang ikut melakukan penelitian tersebut adalah Ari Purnomo dan Herlinda Kusuma Wadani.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Wortel mengandung antioksidan yakni betakaroten yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme," kata salah seorang mahasiswa Ardi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia pengawetan dengan penambahan ekstrak wortel juga menambah kandungan gizi dalam makanan sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
"Penelitian tentang pemanfaatan ekstrak wortel sebagai pengawet bakso alami kami lakukan dengan mengekstrak untuk mendapatkan senyawa betakaroten dari ekstrak wortel," katanya.
Ia mengatakan ekstrak itu diharapkan dapat menjadi antioksidan sehingga bakso bisa tahan lama. Senyawa betakaroten menjadi antioksidan pada bakso untuk mencegah dan menghambat ketengikan yang diakibatkan udara dan mikroorganisme.
"Tahapan pertama dalam penelitian itu adalah persiapan sampel yang akan digunakan. Ekstrak wortel dibuat dengan cara memblender wortel lalu diperas," katanya.
Menurut dia ekstrak selanjutnya digunakan untuk membuat bakso. Setelah bakso jadi kemudian diuji angka peroksida di laboratorium.
"Dari pengujian di laboratorium didapat waktu optimum pengawetan bakso adalah pada hari keempat," katanya.
Ia mengatakan bakso menjadi makanan favorit berbagai kalangan masyarakat, tetapi pengetahuan tentang bakso yang aman dan baik untuk dikonsumsi masih kurang.
Hal itu terbukti dengan masih banyak ditemukan bakso yang mengandung boraks dan formalin di pasaran dan tetap dikonsumsi. Padahal formalin dan boraks memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan.
"Formalin tidak layak digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan dan digolongkan sebagai senyawa berbahaya atau toksik," katanya.
Menurut dia bakso mengandung protein tinggi, dengan kadar air tinggi dan keasaman netral sehingga rentan terhadap kerusakan. Daya awet bakso maksimal satu hari pada suhu kamar.
"Hal itu yang menjadi alasan bagi penjual untuk mengambil jalan pintas mengawetkan bakso dengan menambahkan formalin. Formalin pada bakso dapat memperpanjang daya awet selama tiga hari, sedangkan untuk mi basah sampai lima hari," katanya.
Dua mahasiswa lain yang ikut melakukan penelitian tersebut adalah Ari Purnomo dan Herlinda Kusuma Wadani.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/351891/wortel-bisa-jadi-pengawet-bakso
Editor:
Desy Saputra
COPYRIGHT
© 2013
Stop Global Warming, Go Green Indonesia.
Stop
Global Warming, Go Green Indonesia.
Sering kita
mengeluh akan panasnya cuaca hari ini. Perubahan iklim /cuaca yang semakin
ekstrim ini terjadi akibat adanya pemanasan global (global warming). Pemanasan
global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi. Bicara masalah pemanasan global, kita pasti akan terbayang
gambaran-gambaran negatif akibat global warming.
Go
Green Indonesia adalah upaya kita dalam menciptakan
negeri yang hijau yang bertujuan melestarikan dan menciptakan lingkungan yang
lebih baik bagi semua makhluk.
Tiga hal pokok yang menjadi dasar dalam gerakan “Go Green Indonesia” adalah :
Tiga hal pokok yang menjadi dasar dalam gerakan “Go Green Indonesia” adalah :
- Reduce adalah upaya penghematan dan selektif dalam pemanfaatan sumber daya energi.
- Reuse adalah upaya pemanfaatan kembali sumber energi / pemanfaatan kembali peralatan-peralatan yang masih layak digunakan.
- Recycle adalah upaya daur ulang limbah. Mengubah barang bekas menjadi produk lain yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan.
Setelah
memahami 3 hal pokok yang menjadi dasar gerakan Go Green Indonesia selanjutnya
kita harus menerapkannya di dalam kehidupan kita. Kita dapat memulainya dari
diri sendiri & dari lingkungan rumah.
Caranya :
ü Buanglah
sampah pada tempatnya. Pisahkan antara sampah organic dan un-organic.
ü Daur
ulang sampah.
ü Mengurangi
pemakaian kantong plastik atau benda apapun yg sulit untuk mengurai.
ü Menjadi
vegetarian.
ü Kurangi
menggunakan kendaraan pribadi karena dapat menambah polusi udara.
ü Hemat
energi listrik, air dan BBM.
ü Gunakan
lampu hemat energi.
ü Mengurangi
kebiasaan merokok. Akan lebih baik jika menghentikan kebiasaan ini.
ü Tanamlah
pohon disekitar rumah.
ü Melakukan
reboisasi atau apapun yang bisa menambah pohon di bumi.
Hijaukan bumi dengan tangan kita. Menanam
pohon di sekeliling lingkungan kita. Satu pohon dapat mengurangi satu ton CO2.
Coba bayangkan jika kita menanam ribuan pohon. Kita akan melihat Indonesia yang
hijau, sejuk dan nyaman dipandang mata.
Dengan memulai membiasakan Go Green di rumah, kita akan terbiasa pula melakukannya di sekolah. Dengan gerakan Go Green, suatu saat kelak kita akan berteriak kepada anak cucu kita dan berucap “Kuberikan warisan terbaik dan termahal yang pernah ada, yaitu bumi yang hijau dan lestari". Bertindaklah sebelum terlambat.
Langganan:
Postingan (Atom)